
Sejarah Perusahaan Nestle
Pada tahun 1905, perusahaan Anglo-Swiss Condensed Milk yang didirikan oleh Charles dan George Page, melakukan merger dengan Nestle. Selama bertahun-tahun kedua perusahaan ini telah saling berkompetisi secara sengit.
Ketika Perang Dunia I, perusahaan ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku dan pendistribusian produk pun semakin sulit. Kekurangan susu segar di seluruh Eropa memaksa pabrik-pabrik untuk menjual hampir semua pasokan mereka untuk memenuhi kebutuhan kota-kota setempat. Meskipun demikian, perang mendatangkan banyak kontrak dengan pemerintah kemudian didapatkan perusahaan khususnya permintaan susu. Untuk mengimbangi permintaan ini, Nestlé membeli beberapa pabrik yang ada di Amerika Serikat dan, pada akhir perang, perusahaan memiliki 40 pabrik di seluruh dunia.
Pada tahun 1920-an, perusahaan mengalami kesulitan ekonomi yang mendalam . Beberapa operasi dirampingkan. Namun perusahaan tetap bertahan dengan melakukan akuisisi dengan Petrus, Cailler, Kohler Swiss Chocolate Company, yang membuat coklat menjadi bisnis integral perusahaan ini. Kerjasama ini kemudian membuahkan produk baru yang merupakan campuran susu malt dan minuman bubuk yang disebut Milo. Pada tahun 19,38, perusahaan meluncurkan produk kopi Nescafé yang dua tahun kemudian menuai sukses. Perusahaan kemudian meluncurkan Nestea sebagai modifikasi dari Nescafé. Pada perang Dunia II, produk Nescafé menjadi minuman pokok prajurit Amerika yang bertugas di Eropa dan Asia.
Pada tahun 1945, yang merupakan akhir Perang Dunia II, merupakan fase awal bagi perusahaan. Puluhan produk baru ditambahkan sebagai pertumbuhan perusahaan. Produk Maggi, dari bumbu sup, menjadi bagian dari keluarga Nestlé setelah merger dengan Alimentana SA di tahun 1947. Pada tahun 1974, untuk kalinya perusahaan melakukan diversifikasi di luar industri makanan ketika menjadi pemegang saham utama L'Oréal. Pada tahun 1977, perusahaan kemballi membuat usaha kedua di luar industri makanan dengan mengakuisisi Alcon Laboratories Inc, produsen AS dengan produk farmasi dan ophthalmic.
Pada awal tahun 2010 lalu, perusahaan menjual saham Alcon pada Novartis untuk mengakuisisi bisnis pizza beku Kraft Foods. Pada tahun 2011, nestle melakukan kerjasama dengan perusahaan China, Yinlu, yaitu produsen susu kacang dan bubur kaleng siap minum. Pada tahun yang sama di bulan Juli, perusahaan mengumumkan dengan Hsu Fu Chi, produsen permen dan makanan ringan.
Di Indonesia Nestlé Indonesia telah beroperasi sejak tahun 1971. Saat ini perusahaan Nestlé Indonesia mempekerjakan 2.600 karyawan untuk menghasilkan beragam produk Nestlé di tiga pabrik: Pabrik Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur untuk mengolah produk susu seperti DANCOW, BEAR BRAND, dan NESTLÉ DANCOW IDEAL; Pabrik Panjang di Lampung untuk mengolah kopi instan NESCAFÉ serta Pabrik Cikupa di Banten untuk memproduksi produk kembang gula FOX'S dan POLO. Saat ini sedang dibangun pabrik ke-empat di Karawang yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2013 untuk memproduksi DANCOW, MILO, dan bubur bayi Nestlé CERELAC.
Dengan Moto Nestlé “Good Food, Good Life”, perusahaan berkomitmen untuk mengombinasikan ilmu dan teknologi guna menyediakan produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia akan makanan dan minuman bergizi, serta aman untuk dikonsumsi serta lezat rasanya.
Visi dan Misi
Menjadi perusahaan produksi makanan dan minuman terbesar didunia
Mewujudkan masyarakat indonesia yang sehat melalui produk yang berkualitas
Menciptakan produk yang bermanfaat bagi kesehatan
Memberikan informasi dan sumber pendidikan kesehatan kepada konsumen
Struktur Organisasi

PT. PLN
PLN merupakan salah satu badan usaha milik negara yang dibangun untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Sejarah
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan sendiri. Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indinesia. Pada Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada tanggal Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Bada Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.
Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
Misi
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Struktur Organisasi

